Entri Populer

Selasa, 05 April 2011

SAP Diabetes Melitus


SATUAN ACARA PENYULUHAN
TOPIK                                   : DIABETES MELITUS
SUB TOPIK                      : MENGENALI GEJALA SERTA PENCEGAHAN DIABETES MELITUS
SASARAN                            :  MASYARAKAT
TEMPAT                              :
PEMATERI                         : YEMIMA S. BAITANU
HARI/TANGGAL               :
WAKTU                                                :

I.                    LATAR BELAKANG
Zaman dulu waktu orang masih sering buang air kecil di tanah, akan mudah terlihat bahwa air seni orang yang mengidap kencing manis menjadi tempat semut berkerumun. Padahal kandungan ammonia pada air seni tentunya membuat ogah orang atau mahluk lain untuk mencium baunya, apalagi berkerumun di dekatnya.
Penyakit Kencing Manis atau DIABETES MELLITUS merupakan penyakit yang cukup familier di masyarakat Indonesia, tetapi tidak banyak dari kita yang memahami penyakit ini. Padahal dengan penanganan yang baik penderita kencing manis tidak akan mempunyai masalah yang berarti pada kualitas hidupnya.
Seperti penyakit-penyakit kronis lainnya, misalnya : Hipertensi, Obesitas, Rematik, Hiper-cholesterolemia, dsb, kendala utama pada penanganan Diabetes Mellitus adalah kejenuhans. Penderita sering berganti metode pengobatan. Hal ini memang wajar dan manusiawi, tetapi hendaknya dipahami dulu apa sebenarnya Diabetes Mellitus itu, apakah memang harus diet makanan seketat yang dikatakan orang-orang? Apakah harus minum obat terus?. Hal ini penting diketahui supaya penderita bisa tetap berada pada jalur yang tepat, demi kualitas hidup yang optimal.
A.      TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Pada akhir proses penyuluhan Masyarakat dapat memahami tanda dan gejala diabetes mellitus, penyebab dan cara pencegahannya.

B.      TUJUAN UNSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah penyuluhan diberikan, masyarakat dapat :
1.      Menjelaskan apa itu diabetes mellitus
2.      Menyebutkan tentang tanda dan gejala orang yang menderita diabetes mellitus
3.      Menjelaskan penyebab orang terkena diabetes mellitus
4.      Menjelaskan bagaimana mencegah terjadinya diabetes serta terapi obat yang diberikan
C.      SASARAN
Masyarakat umum
D.     MATERI
1.      Pengertian diabetes mellitus
2.      Penyebab diabetes mellitus
3.      Tanda dan gejala diabetes mellitus
4.      Langkah –langkah pencegahan dan terapi obat
E.      METODE
1.      Ceramah
2.      Tanya jawab
F.       MEDIA
1.      Liflet
2.      Lembar balik
G.     METODE EVALUASI
1.      Masyarakat  dapat menjelaskan apa itu diabetes melitus
2.      Masyarakat  dapat menyebutkan penyebab diabetes melitus
3.      Masyarakat  dapat menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus
4.      Masyarakat  dapat menyebutkan langkah- langkah pencegahan dan pengobatan diabetes mellitus







H.     KEGIATAN PENYULUHAN
No.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Audience
1.
10 Menit
Pembukaan
1.    Penyuluh memulai penyuluhan dengan mengucapkan salam
2.    Memperkenalkan diri
3.    Menjelaskan tujuan penyuluhan
4.    Menyebutkan materi yang akan diberikan
5.    Membagikan leaflet

1.    Menjawab salam

2.    Memperhatikan
3.    Memperhatikan
4.    Memperhatikan

5.    Menerima dan membaca

2.
35 Menit
Pelaksanaan :
1.    Menjelaskan apa yang dimaksud dengan diabetes melitus
2.    Menyebutkan tentang penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus
3.    Menyebutkan tanda dan gejala orang yang terkena diabetes mellitus
4.    Menjelaskan langkah – langkah pencegahan dan terapi obat bagi penderita diabetes melitus
5.    Memberikan kesempatan pada audience untuk bertanya dan memberikan jawaban atas pertanyaan


1.    Memperhatikan

2.    Memperhatikan


3.    Memperhatikan


4.    Memperhatikan


5.    Bertanya dan mendengarkan jawaban


3.
10 Menit
Evaluasi :
1.    Meminta audience menjelaskan apa itu diabetess melitus
2.    Meminta audience menyebutkan tentang penyebab terjadinya diabetes melitus
3.    Meminta audience menyebutkan tanda dan gejala orang yang menderita penyakit diabetes melitus
4.    Meminta audience menjelaskan tentang langkah – langkah pencegahan dan terapi obat yang diberikan


1.    Menjelaskan apa itu diabetes melitus
2.    Menyebutkan tentang penyebab terjadinya diabetes melitus
3.    Menyebutkan tanda dan gejala orang yang menderita penyakit diabetes mellitus

4.    Menjelaskan tentang langkah- langka pencegahan dan terapi obat yang diberikan

4.
5 Menit
Terminasi
1.    Mengucapkan terimakasih atas perhatian yang diberikan
2.    Mengucapkan salam penutup


1.    Memperhatikan

2.    Membalas salam



I.      DAFTAR PUSTAKA
1.    Lanywati Endang dr. . 2001. Diabetes Melitus Penyakit Kencing Manis. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

2.    almanhaj.or.id










LAMPIRAN : MATERI DIABETES MELITUS
I.        Pengertian Diabetes mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemi) dan kadar gula yang tinggi pula dalam air seni (glukosuria). Penyakit Diabetes Mellitus biasanya herediter (menurun) dan merupakan penyakit metabolik sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin efektif yang merubah gula darah menjadi gula otot (glikogen).
Pada orang normal, segera setelah makan tubuh akan melakukan metabolisme karbohidrat, metabolisme lemak, metabolisme protein dengan masing-masing rangkaiannya yang begitu rumit. Hasil metabolisme tubuh tersebut adalah gula yang nantinya akan diubah lagi menjadi energi, baik itu energi gerak, energi panas, dll. Itulah sebabnya beberapa saat sesudah makan kadar gula darah akan meningkat. Di saat inilah hormon insulin melakukan tugasnya, yaitu mengubah gula yang ada di darah menjadi glikogen tadi. Jika jumlah insulin kurang banyak, atau kualitas insulin kurang baik, maka kadar gula darah tetap tinggi meskipun sudah beberapa jam setelah makan. Itulah sebabnya pada penderita DM diharuskan mengatur makanannya supaya kadar gula darahnya tidak melonjak dalam satu waktu tertentu. Pada DM tipe I bahkan bisa terjadi tidak ada produksi insulin sama sekali sehingga terpaksa memerlukan insulin dari luar atau injeksi insulin.
Kenapa insulin menjadi berkurang dalam tubuh? Karena pancreas sebagai pabriknya insulin sedang terganggu sehingga berkurang fungsinya. Bisa jadi pancreas kelelahan sehingga sel Beta Langerhanz menjadi berkurang. Mungkin juga pancreas sedang sakit karena ada bakteri/ virus atau tumor yang merusak sel Beta Langerhanz

II.                  Klasifikasi diabetes mellitus
A.      Golongan klinik
1.      Diabetes mellitus
Criteria diabetes melitus ditentukan sebagai berikut
a.      Tampak adanya gejala klinis diabetes mellitus, misalnya banyak minum, banyak kencing, dan berat badan menurun, berat badan menurun serta pengukuran kadar gula darah menunjukan adanya penyimpangan pada salah satu nilai berikut :
-          Kadar gula darah acak ≥ 200 mg%
-          Kadar gula darh puasa ≥ 120 mg%
-          Kadar gula darah 2 jam sesudah makan ≥ 200mg%
b.      Meskipun tidak tampak adanya gejala- gejala klinis diabetes mellitus, tetapi terdapat 2 hasil pemeriksaan kadar gula darah yang menyimpang dari nilai normal
2.      Gangguan toleransi gula
Jika kadar gula puasa ≤ 120 mg% (normal) dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan antara 140 mg%- 200mg%, maka diklasifikasikan sebagai gangguan toleransi gula. Banyak penderita gangguan toleransi gula yang dapat sembuh dan kembali normal.
3.      Diabetes karena malnutrisi
Criteria diabetes karena manurisi atau MRDM (malnutrition related diabetes Melitus) ditegakan jika da 3 gejala dari 6 kemungkinan yaitu :
a.      Diabetes mellitus pada usia 15- 40 tahun
b.      Tampak gejala malnutrisi seperti misalnya badan kurus (berat badan < 80% berat badan ideal)
c.       Diperlukan insulin untuk regulasi diabetes mellitus dan manaikan berat badan
d.      Nyeri perut berulang
e.      Tanda- tanda malabsorbsi makanan
f.        Diduga ada klasifikasi pancreas
4.      Diabetes saat kehamilan
Pada beberapa wanita hamil ditemukan terjadinya peningkatan kadar gula darah. Namun setelah melahirkan kadar gula dalam darah tersebut kembali normal.
B.      Golongan resiko statistic
Golongan resiko stastik terdiri dari orangtuanya penderita diabetes mellitus; pernah mengalami abnormal pada toleransi gula, tetapi kemudian normal kembali; wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg.
III.                Tipe – tipe diabetes mellitus
a.      Diabetes mellitus I
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.
Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah dan insulin dibutuhkan untuk merubah (memproses) karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
b.      Diabetes mellitus tipe II

Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.

c.       Diabetes mellitus tipe III
Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5 diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan secara penuh bisa perlakukan tetapi, tidak diperlakukan, boleh menyebabkan permasalahan dengan kehamilan, termasuk macrosomia (kelahiran yang tinggi menimbang), janin mengalami kecacatan dan menderita penyakit jantung sejak lahir. Penderita memerlukan pengawasan secara medis sepanjang kehamilan.
IV.               Penyebab diabetes mellitus
Dari hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli kedokteran, dikemukakan teori baru yang menyatakan bahwa penyakit diabetes mellitus tidak hanya disebabkan oleh factor keturunan, tetapi juga kebiasaan hidup dan lingkungan. Factor lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit diabetes mellitus yaitu :
a.      Makan yang berlebihan menyebabkan gula dan lemak dalam tubuh menumpuk secara berlebihan. Kondisi tersebut menyebabkan kelenjar pancreas terpaksa harus bekerja keras memproduksi hormone insulin untuk mengolah gula yang masuk. Jika suatu saat pancreas tidak mampu memenuhi kebutuhan hormone insulin yang terus menerus bertambah, maka kelebihan gula tidak dapat diolah lagi dan akan masuk kedalam darah serta urine.
b.      Pada saat tubuh melakukan aktivitas/gerakan, maka sejumlah gula akan dibakar untuk dijadikan tenaga gerak. Sehingga jumlah gula dalam tubuh akan berkurang dan dengan demikian kebutuhan akan hormone insulin juga berkurang. Pada orang yang kurang gerak dan jarang berolahraga, zat makanan menjadi lemak dan gula. Proses pengubahan zat makanan menjadi lemak dan gula, memerlukan hormone insulin. Namun, jika hormone insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit diabetes mellitus.
c.       Pada saat hamil, untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan janinnya seorang ibu secara naluri akan menambah jumlah konsumsi makanannay sehingga umumnya berat badan ibu hamil akan naik sekitar 7-10 kg. pada saat penambahan jumlah konsumsi makanan tersebut terjadi, jika ternyata produksi insulin kurang mencukupi, maka akan timbul gejala penyakit diabetes mellitus.
d.      Hipersekresi hormon GH pada akromegali dan sindrom Cushing sering berakibat pada resistansi insulin, baik pada hati dan organ lain, dengan simtoma hiperinsulinemia dan hiperglisemia, yang berdampak pada penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian.  GH memang memiliki peran penting dalam metabolisme glukosa dengan menstimulasi glukogenesis dan lipolisis, dan meningkatkan kadar glukosa darah dan asam lemak. Sebaliknya, insulin-like growth factor 1 (IGF-I) meningkatkan kepekaan terhadap insulin, terutama pada otot lurik. Walaupun demikian, pada akromegali, peningkatan rasio IGF-I tidak dapat menurunkan resistansi insulin, oleh karena berlebihnya GH.
e.      Hipersekresi hormon kortisol pada hiperkortisolisme yang menjadi penyebab obesitas viseral, resistansi insulin, dan dislipidemia, mengarah pada hiperglisemia dan turunnya toleransi glukosa, terjadinya resistansi insulin, stimulasi glukoneogenesis dan glikogenolisis. Saat bersinergis dengan kofaktor hipertensi, hiperkoagulasi, dapat meningkatkan risiko kardiovaskular. Hipersekresi hormon juga terjadi pada kelenjar tiroid berupa tri-iodotironina dengan hipertiroidisme yang menyebabkan abnormalnya toleransi glukosa.
f.        Pada penderita tumor neuroendokrin, terjadi perubahan toleransi glukosa yang disebabkan oleh hiposekresi insulin, seperti yang terjadi pada pasien bedah pankreas, feokromositoma, glukagonoma dan somatostatinoma.

V.                 Tanda dan gejala
Gejala klasik penyakit diabetes mellitus dikenal dengan istilah trio-P, yaitu :
a.      Poliuria (banyak kencing), meupakan gejala umum pada penderita diabetes  mellitus. Banyaknya kencing ini disebabkan kadar gula dalam darah berlebihan, sehingga merangsang tubuh untuk berusaha mengeluarkannya melalui ginjal bersama air dan kencing. Gejala banyak kencing ini terutama menonjol pada waktu malam hari, yaitu saat kadar gula dalam darah relative tinggi.
b.      Polidipsi (banyak minum), sebenarnya merupakan akibat (reaksi tubuh) dari banyaknya kencing tersebut. Untuk menghindari tubuh kekurangna cairan (dehidrasi), maka secara otomatis akan timbul rasa haus/ kering yang menyebabkan yimbulnya keinginan untuk minum terus selama kadar gula dalam belum terkontrol baik. Sehingga dengan demikian akan terjadi banyak kencing dan banyak minum.
c.       Polipagia (banyak makan), merupakan gejala yang tidak menonjol. Terjadinya banyak makan ini disebabkan oleh berkurangnya cadangan gula dalam tubuh meskipun kadar gula dalam darah tinggi. Sehingga dengan demikian, tubuh berusaha untuk memperoleh tambahan cadangan gula dari makanan yang diterima.
Gejala – gejala yang biasa tampak pada penderita diabetes mellitus adala sebagai berikut :
a.      Adanya perasaan haus yang terus- menerus
b.      Sering buang air kecil (kencing) dalam jumlah yang banyak
c.       Timbulnya rasa letih yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
d.      Timbulnya rasa gatal dan peradangan kulit yang menahun
Adapun penderita yang berat (parah), akan timbul beberapa gejala atau tanda yang lain, yaitu sbb :
a.      Terjadinya penurunan berat badan
b.      Timbulnya rasa kesemutan (mati rasa) atau sakit pada tangan atau kaki
c.       Timbulnya borok atau luka pada kaki yang tidak kunjung sembuh
d.      Hilangnya kesadaran diri.

VI.               Pencegahan dan terapi
·         Usaha pencegahan diabetes mellitus dapat diatasi antara lain dengan olahraga rutin, hidup sehat dan teratur. Beberapa usaha pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara umum adalah sebagai berikut :
a.      Diet yang baik dan terukur agar berat badan tidak berlebihna. Usakan untuk dapat mencapai dan mempertahankan berat badab normal atau bahkan berat badan ideal. Jangan makan makanan dalam porsi yang berlebihan, dan kurangi makan gula atau makanan yang manis serta berlemak tinggi.
b.      Olahraga secara teratur dan terukur, agar kelebihan gula dan lemak di dalam tubuh dapat berkurang (diubah menjadi energy gerak). Disamping itu, dengan olahraga secara teratur, otot- otot tubuh akan menjadi kencang dan organ – organ tubuh dapat bekerja dengan lebih lancer, baik, dan efisien.
·         Terapi diabetes mellitus
Terapi diabetes mellitus pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut :
1.      Mengembalikan metabolism gula dalam darah hingga menjadi senormal mungkin, sehingga penderita merasa nyaman dan sehat
2.      Mencegah atau memperlambat timbulnya komplikasi
3.      Mendidik penderita dalam pengetahuan dan motivasi agar dapat merawat sendiri penyakitnya.
Terapi terbaru bagi penatalaksanaan diabetes mellitus, latihan fisik/ olahraga, dan penyuluhan kesehatan
1.      Terapi Primer
Terapi ini terdiri atas :
a.      Diet diabetes mellitus
Sejak dulu, diet diabetes mellitus adalah berupa pantangan atau larangan keras untuk mengkonsumsi gula dan karbohidrat lainnya, misalnya nasi dan roti, tetapi tanpa adanya pembatasan jumlah konsumsi protein dan lemak. Dasar terapi diet pada diabetes mellitus adalah memeberikan kalori yang cukup dan komposisi yang memadai, dengan memperhatikan tiga J, yaitiu : jumlah makananan, jadwal makan, dan jenis makanan.
1.      Jumlah makanan harus disesuaikan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Kebutuhan ini ditentukan secara individual berdasarkan bereat badan, jenis kelamin, usia, cara hidup ata kegiatan pekerjaan
2.      Jadwal makan atau frekuensi makan, umumnya dibagi menjadi 6, yaitu 3 porsi besar dan 3 porsi kecil. Pembagian berdasarkan jumlah kalori yang dibutuhkan ini, dilakukan dengan tujuan untk membagi secara merata pemasukan kalori sepanjang harinya, sehingga dapat menghindari kenaikan kadar gula darah yang terlalu tinggi
3.      Jenis makanan atau komposisi diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes mellitus, hendaknya tersusun dari karbohidrat, protein, dan lemak yang masing- masing jumlahnya ditentukan sebagai berikut :
Û    Karbohidrat merupakan komponen terbesar yaitu mencapai ± 60% dari total kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Jenis karbohidrat yang dianjurkan terutama adalah polisakarida misalnya pati gandum (roti, bakmi,dan makaroni), nasi, kentang, ubi, jagung. Sebagaian kecil ±5 % kalori, boleh diberikan dalam bentuk monosakarida atau disakarida misalnya glukosa, fruktosa, atau gula pasir dalam bentuk jam/ selai manis atau buah yang matang.
Û    Protein dicadangkan ± 12% dari total kalori. Protein hewani terutama diperoleh dari daging dan putih telur, sedangkan protein nabati dapat diperoleh dari kacang- kacangan. Pada beberapa orang, misalnya pada orang yang kurus, anak pada fase pertumbuhan, patah tulang, infeksi atau pasca bedah, dan menyusui, diperlukan protein dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu mencapai ± 20% dari total kalori
Û    Lemak diperlukan sebanyak ± 20% dari total kalori. Lemak tersebut sebaiknya daimbil dari minyak nabati dan sedkit dari minyak hewani
Û    Dianjurkan bagi penderit adiabetes mellitus, agar setiap harinya menkonsumsi ± 60g serat- serat gizi yang dapatt diperlah dari ± 350g sayur- sayuran dan kacang- kacangan. Serat- serat gizi berguna dalam regulasi kadar gula darah.
Tabel 1. Kebutuhan kalori berdasarkan Usia, Kelamin, dan Aktivitas fisik.
Usia
Aktivitas fisik
Pria (kcal)
Wanita (kcal)
20 – 35
Ringan ⁺
Sedang *
2.300
2.900
1.800
2.200




35 – 55
Ringan
sedang
2.100
2.700
1.700
2.100
55 – 75


Diatas 75
Ringan
Sedang

Ringan
Sedang
2.000
2.500

1.800
2.200
1.650
2.000

1.550
1.900
*  : kerja duduk dengan aktivitas olahraga ringan
    : terutama duduk, berbaring, dan berjalan dirumah
b.      Latihan fisik / olahraga
Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk melakukan latihan fisik ringan secara teratur setiap harinya selama ± 20 menit. Latihan dilakukan 1.5 jam sesudah makan. Bagi penderita DM dengan obesitas dianjurkan untuk melakukan latihan yang sedikit lebih berat setiap harinya, dengan tujuan untuk menurunkan berat badan.
2.      Terapi sekunder
Terapi sekunder terdiri dari :
a.      Obat anti diabetika
Obat antidiabetika oral terdiri dari 2 golongan yaitu :
1.      Obat dari golongan Sulfonilurea bekerja merangsang beta sel pancreas untuk melepaskan persediaan insulinnya sebagai reaksi bila kadar gula naik. Obat ini dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :
-          Obat dengan masa kerja singkat (6-12 jam), misalnya Tolbutamida (Rastinon, Artosin) dan Glucodin (Glurenorm)
-          Obat dengan masa  kerja menengah (±15 jam), misalnya Glibenclamide (Daonil, Englucon), Gliclomida (Diamicron), dan Glipizida (Minidiab)
-          Obat dengan masa kerja panjang (±70 jam), misalnya Chlorproparmide (Diabenese, Diabex)
2.      Obat dari golongan biguanida bekerja merangasang sel beta pancreas, tetapi langsung bekerja menghambat penyerapan gula diusus. Obat dari golongan ini dibedakan menjadi :
-          Phengormin, yang sekarang tidak digunakan lagi
-          Metformin (Gluciphage, Benofomin)
-          Acarbose (Glucobsy 50 dan 100), merupakan obat terbaru yang mampu secara efektif menghambat absorbs glukosa dari usus.
Selain obat anti diabetic oral, dapat pula digunakan obat yang memiliki khasiat yang lebih tinggi yaitu hormone insulin. Hrmon insulin yang dibuat selama ini berasal dari sapi, babi, anjing, kuda, domba, dan burung. Hormone insulin yang digunakan untuk terapi dibedakan atas daya kerjanya yaitu :
-          Insulin dengan masa kerja pendek (2-4 jam), misalnya Regular Isulin dan Actrapid
-          Insulin dengan masa kerja menengah (6-12 jam), misalnya Monotardc dan NPH
-          Insulin dengan masa kerja panjang (18-24 jam), misalnya PZI (Protamin Zink Insulin) dan Monotard Ultralente.

b.      Cangkok pancreas
Cangkok pancreas mulai dilakukan diEropavdan Amerika. Namun, penelitian lebih lanjut mengenai cara pelaksanaan dan efek samping yang ditimbulkan, masih perlu dilakukan.

VII.             Perawatan Kaki bagi penderita DM
Seorang penderita Diabetes Mellitus (DM) harus selalu memperhatikan dan menjaga kebersihan kaki, melatihnya secara baik walaupun belum terjadi komplikasi. Jika tidak dirawat, dikhawatirkan suatu saat kaki penderita akan mengalami gangguan peredaran darah dan kerusakan syaraf yang menyebabkan berkurangnya sensitivitas terhadap rasa sakit, sehingga penderita mudah mengalami cedera tanpa ia sadari.

Dengan kadar glukosa darah yang selalu tinggi dan rasa sakit yang hampir tidak dirasakan, maka luka kecil yang tidak mendapat perhatian akan cepat menjadi borok yang besar. Tanpa pengobatan cukup dan istirahat total, borok di kaki bisa menjadi gangren (busuk). Kadangkala kerusakan di kaki yang makin parah akan berakhir pada amputasi.  Masalah yang sering timbul pada kaki, antara lain kapalan, mata ikan, melepuh, cantengan (kuku masuk ke dalam), kulit kaki retak, dan luka akibat kutu air, kutil pada telapak kaki, radang ibu jari kaki (jari seperti martil).

Di bawah ini ada beberapa langkah dalam melakukan perawatan kaki, antara lain sebagai berikut :
·         Periksalah kaki setiap hari untuk menemukan lecet atau luka secara dini. Lakukan minimal satu kali dalam sehari.
·         Cuci kaki setiap hari dengan air hangat dan sabun, lalu keringkan. Berikan perhatian khusus pada sela-sela jari kaki.
·         Bila kulit kaki kering dan pecah-pecah, oleskan cream atau lotion pelembab untuk kulit, tapi hindari sela-sela jari kaki.
·         Jangan berjalan tanpa alas kaki, baik di dalam maupun di luar rumah.
·         Usahakan kaki selalu dalam keadaan hangat dan kering. Untuk itu gunakan kaos kaki atau stocking dari bahan katun dan sepatu dengan bahan kulit. Jangan lupa untuk mengganti kaos kaki atau stocking setiap hari.
·         Jangan memakai sepatu atau kaos kaki yang kekecilan (terlalu sempit) dan periksa sepatu setiap hari sebelum dipakai, pastikan tidak ada kerikil atau benda kecil lain di dalam sepatu yang dapat melukai kaki.
·         Gunting kuku secara merata melintang. Bila ada kuku yang tumbuh ke dalam daging dan terinfeksi segera periksakan ke dokter.
·         Saat kaki terasa dingin, gunakan kaos kaki. Jangan merendam atau mengompres kaki dengan air hangat atau panas, dan jangan gunakan botol panas atau peralatan listrik karena respon kaki terhadap rasa panas sudah berkurang sehingga tidak terasa bila kaki sampai melepuh.
·         Jangan menggunakan pisau atau silet untuk mengurangi kapalan.
·         Jangan menggunakan obat-obat tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan.
·         Jangan membiarkan luka sekecil apapun pada kaki, segera obati dan periksakan ke dokter

Penderita DM juga dianjurkan melakukan latihan kaki untuk memperbaiki aliran darah tungkai bawah, pergelangan kaki, telapak kaki, dan jari-jari kaki. Cara melakukan latihan kaki, sebagai berikut.
·          Berjalan cepat setiap hari selama 30-60 menit. Usahakan jarak tempuhnya setiap hari semakin jauh.
·         Naik tangga dengan menggunakan telapak kaki bagian depan. Kalau tidak ada tangga, berjalanlah di tempat dengan hanya menggunakan jari-jari kaki.
·         Duduk tegak pada kursi, kedua tangan dilipat dan disedekapkan pada dada. Lakukan gerakan duduk dan bangun berulang-ulang.
·          Berdiri tegak di belakang kursi. Kedua tangan memegang sandaran kursi. Angkat kedua tumit secara serentak ke atas dan kebawah secara berulang-ulang.
·         Berdiri tegak di samping kursi. Satu tangan memegang sandaran kursi. Lipat kedua lutut secara serentak sampai paha pada posisi horisontal dan kedua tumit terangkat. Lakukan gerakan tersebut kemudian berdiri tegak kembali secara berulang-ulang.
·         Berdiri tegak pada satu kaki di atas sebuah alas setebal 10 cm. Satu tangan berpegangan pada dinding atau sandaran kursi. Ayunkan kaki ke depan dan ke belakang secara berulang-ulang. Lakukan juga pada kaki yang satunya.
·         Duduklah pada lantai sambil bersandar ke dinding. Kedua kaki lurus ke depan. Naikkan sebelah kaki pada posisi lurus, lalu putar pada pergelangan kaki searah jarum jam. Lakukan berganti-ganti dengan kaki yang lain.

Catatan :
·         Latihan kaki pada point 2 sampai 7, setiap kali dilakukan sampai sepuluh kali hitungan. Dapat diulang bila perlu dan bila penderita tidak merasa lelah.
·         Banyak variasi gerakan yang dapat dipraktekkan, yang penting jari kaki dan otot-otot kedua kaki beserta persendiannya dilatih setiap hari.
·         Hindari berlatih pada suhu terlalu dingin atau terlalu panas.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN BILA TERJADI HIPOGLIKEMI
Hipoglikemi adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah rendah karena tidak ada keseimbangan antara makanan yang dimakan, latihan jasmani, dan obat yang digunakan. Gejala hipoglikemi antara lain berkeringat dingin, gemetar, pusing, lemas, mata berkunang-kunang, dan rasa perih di ulu hati seperti orang kelaparan. Bila mengalami gejala seperti ini, hendaknya segera minum segelas teh manis atau sirup dan segera periksakan diri Anda ke dokter.
JIKA PENDERITA DM HENDAK MELAKUKAN PERJALANAN
Kondisi seseorang dengan DM tentunya membutuhkan persiapan khusus ketika akan melakukan perjalanan, antara lain sebagai berikut.
·         Bawalah kartu identitas diabetes, supaya jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan di perjalanan, orang lain dapat memberikan pertolongan dengan berpedoman bahwa Anda adalah seorang penderita DM.
·         Sebelum berangkat, periksa glukosa darah dan kesehatan secara umum.
·         Gunakan pakaian yang lebih ringan dan menyerap keringat.
·         Gunakan sepatu lama yang paling nyaman, jangan gunakan sepatu baru untuk menghindari lecet pada kaki.
·         Bawalah obat-obat yang biasa dikonsumsi, dan jika mempunyai, bawalah alat cek gula darah (glukometer dan stripnya).
·         Bawalah makanan kecil, permen atau kembang gula (bukan permen rendah kalori) untuk mengatasi jika sewaktu-waktu terjadi hipoglikemi.
·         Selama perjalanan, usahakan makan dan minum sesuai kebiasaan di rumah.
·         Perjalanan melintasi wilayah dengan perbedaan waktu memerlukan penyesuaian jadwal makan dan obat-obatan.
·         Tetap perhatikan kesehatan kaki selama perjalanan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar